Rezeki tidak ditentukan
oleh pekerjaan atau bantuan orang lain, tapi oleh kepantasan diri untuk
berezeki baik.
Bukankah sebetulnya, harga apa pun mau naik setinggi apa pun, akan OK saja jika
kita berezeki baik?
Yuk,
malam ini kita dekat-dekat Tuhan Yang Maha Kaya, Yang Maha Pemberi Rezeki.
Tetaplah menjadi jiwa baik yang dicintai Tuhan.
Sebetulnya,
masalah utama kita bukanlah kesulitan hidup, tapi kesulitan memberanikan diri.
Seandainya saja kita lebih berani, akan lebih banyak yang kita coba, dan
logisnya – akan semakin banyak yang kita hasilkan.
Lebih baik berani mencoba – dan kemudian mengalami kegagalan, dan kemudian
mencoba lagi, daripada berani untuk takut dan mengerdil dalam tiadanya
perubahan.
Keberanian memb utuhkan keberanian, seperti untuk ketakutan – orang memilih
berani menjadi penakut.
Saat
Anda akan pulang dari rumah Ibunda, pernahkah beliau menyiapkan banyak
oleh-oleh untuk Anda bawa?
Apakah Anda biasanya menolak karena repot membawanya?
Jangan tolak titipan Ibu.
Terima dengan ceria, dan bawalah pulang.
Anda telah lebih merepotkan Ibu selama ini.
Apakah Anda bisa memaafkan diri Anda sendiri, jika ternyata itu titipan
terakhir beliau?
Kasihilah Ibu, sayangilah Ibu, cintailah Ibu.
Engkau
yang sedang merasa gamang memasuki jalan naik menuju kehidupan masa depan,
katakanlah ini …
“Keberanianku tidak hanya menunjukkan jalan kepadaku, tapi juga menuntunku
menembus kesulitan dan ketidak-terdugaan hidup di sepanjang perjalanan naikku.
Keberanianku itu bukan hanya tenaga pikiranku, tapi juga pembuat kemungkinanku.”
Engkau yang semalam bertanya-tanya, akan berapa lama
lagi-kah kehidupan ini berlangsung tanpa perubahan yang berarti, sini..
duduklah dekat denganku di pagi yang penuh kemungkinan ini, dan dengarlah…
Jika engkau ingin memperbaiki kehidupanmu, engkau harus memperbaiki yang kau
lakukan.
Karena, Yang kau lakukan menentukan yang kau hasilkan, dan yang kemudian
menentukan nilai dan hargamu bagi orang lain.
Tags
il-tafifaqsal