PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada
dasarnya, setiap individu memiliki ciri dan karakteristik yang
berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan tersebut semakin terlihat sejalan
dengan perkembangan individu seseorang menurut landgen (1980 : 578)
merupakan fariasi yang terjadi, baik aspek fisik maupun psiokologis.
Seperti manusia memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh seseorang dari lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat dimana ia bertempat tinggal.
Seperti manusia memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh seseorang dari lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat dimana ia bertempat tinggal.
Salah
satu yang bisa merubah karakter seseorang ialah lingkungan dimana ia
belajar. Pada hakekatnya, belajar adalah suatu proses kejiwaan atau
peristiwa pribadi yang terjadi didalam diri setiap individu. Proses
belajar itu sendiri apabila berjalan dengan baik, suatu saat akan
memberi hasil yang disebut “Hasil Belajar”. Hasil belajar itu sendiri
tidak dapat tercapai jika dalam diri seseorang tidak terjadi proses
belajar.
Meskipun
secara teoritis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku,
namun tidak semua perubahan tingkah laku organisme dapat dianggap
belajar. Perubahan yang timbul karena proses belajar sudah tentu
memiliki ciri-ciri perwujudanyang khas.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu :
a) Pengertian psikologi belajar
b) Karakteristik perubahan hasil belajar
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah :
a) Mengetahui pengertian psikologi belajar
b) Mengetahui karakteristik perubahan hasil belajar
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK PERUBAHAN HASIL BELAJAR
A. Pengertian psikologi belajar
Psikologi
belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yaitu psikologi
dan belajar. Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang
artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi
berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.
Dalam
perkembangannya, karena kontak dengan berbagai disiplin ilmu, maka
lahirlah bermacam-macam definisi psikologi yang satu dengan yang lainnya
berbeda. Seperti :
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life).
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind).
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior).
Menurut Crow and Crow (psikologi belajar, Drs. Syaiful Bahri Djamarah, 2008), psychology is the study of human behavior and human relationship.
Jadi, yang dipelajari oleh psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni
interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia
lain (human relationship) maupun yang bukan manusia seperti hewan,
iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
Sedangkan
belajar itu sendiri secara sederhana dapat diberi definisi sebagai
aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari
interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas
di sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik,
menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut
unsure cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor).
Perkembangan dalam arti belajar disini dipahami sebagai “perubahan” yang relatif permanen
pada aspek psikologis. Individu yang berubah karena gila, mabuk, atau
cedera fisik bukanlah termasuk kategori belajar, walaupun mempengaruhi
jiwanya untuk sementara.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah sebuah
disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar,
terutama mengupas bagaimana cara individu belajar atau melakukan
pembelajaran.
B. Karakteristik perubahan hasil belajar
Setiap
perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka
rujukan, antara lain Psikologi Pendidikan oleh Surya (1982), dalam Psikologi Belajar
oleh Muhibbin Syah (2003), disebut juga sebagai prinsip-prinsip
belajar. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik
perilaku balajar yang terpenting adalah :
1) Perubahan itu intensional
Perubahan
yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek
yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan
kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari
akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan
adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan seterusnya.
Sehubungan dengan itu, perubahan yang diakibatkan mabuk, gila, dan lelah
tidak termasuk dalam karakteristik belajar, karena individu yang
bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.
Di
samping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari, ia
juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi, jika seorang
siswa belajar bahasa inggris umpamanya, maka sebelumnya ia telah
menetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan dengan tujuan pemakaiannya.
Penetapan ini misalnya, apakah bahasa asing tersebut akan ia gunakan
untuk keperluan studi ke luar negeri ataukah untuk sekedar bisa membaca
teks-teks atau literatur berbahasa inggris.
Namun
demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan belajar itu, menurut
Anderson (1990) dalam psikologi belajar oleh Muhibbin Syah (2003) tidak
penting, yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa pada
waktu pembelajaran terjadi. Di samping itu, kenyataan sehari-hari juga
menunjukan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil
kesengajaan belajar yang kita sadari.
Sebagai
contoh, kebiasaan bersopan santun di meja makan dan bertegur sapa
dengan orang lain seperti guru dan orang-orang di sekitar kita tanpa
disengaja dan disadari. Begitu juga beberapa kecakapan tertentu yang
kita peroleh dari pengalaman dan praktek sehari-hari, belum tentu kita
pelajari dengan sengaja. Dengan demikian, dapat kita pastikan bahwa
perubahan intensional tersebut bukan “harga mati” yang harus dibayar
oleh anda dan siswa.
2) Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan
yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif
artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga
bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni
diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan
baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun
perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena
proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa
duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3) Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni
berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan
manfaat tetentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar
bersifat fungsional dalam arti bahwa perubahan tersebut relatif menetap
dan setiap saat apabila dibutukan, perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan
member manfaat yang luas misalnya ketika siswa menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Selain
itu,perubahan yang efektif dan fungsional bisanya bersifat dinamis dan
mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya. Sebagai contoh,
Sjika seorang siswa belajar menulis, maka disamping akan mampu
merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan
memperoleh kecakapan lainya seperti membuat catatan, mengarang surat,
dan bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
Sedangkan
dalam buku psikologi belajar yang ditulis oleh Drs. Syaiful Bahri
Djamarah (2008), bahwa karakteristik perubahan hasil belajar adalah :
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini
berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu
atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi,
perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam
keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian
belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan
perubahan itu.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai
hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung
terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna agi kehidupan ataupun
proses belajarberikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis,
maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat
menulis.
Perubahan
itu berlangsung terus menerus hingga kecakapanmenulisnya menjadi lebih
baik dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur. Disamping itu dengan
kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapatmemperoleh
kecakapan-kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat,menyalin
catatan-catatan,mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam
perubahan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju
untuk memeperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian,makin banyak usaha belajaritu dilakukan, makin banyak dan makin
baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya
bahwa perubahan itutidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena
usaha individu sendiri.Misalnya,perubahan tingkah laku karena proses
kematangan yang terjadi dengan sendirinya kerena dorongan dari dalam,
tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis
dan yang lainnya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam
pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena peruses belajar yang
bersifat menetap atau permanen. Dan dapat berarti bahwa tingkah laku
yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan
seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang,
melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus
dilatih.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Bahwa
perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar
disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah
menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau
tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perbuatan
belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah
ditetapkanya.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan
yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan
sebagainya. Misalnya, jika seorang anak telah belajar naik sepedah, maka
perubahan yang paling tampak adalah dalam keterampilan naik sepeda itu.
Akan tetepi, ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti
pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis
sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki
sepeda yang lebih bagus, kebisaan membersihkan sepeda, dan sebagainya.
Jadi, aspek perubahan yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Menurut para ahli, antara lain Surya dalam Psikologi Pendidikan (1982), dalam Psikologi Belajar
oleh Muhibbin Syah (2003) menyebutkan bahwa karakteristik perubahan
hasil belajar adalah: perubahan itu intensional, positif dan aktif,
efektif dan fungsional. Sedangkan menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah
dalam psikologi belajar (2008), bahwa karakteristik perubahan hasil belajar adalah: perubahan itu terjadi secara sadar (intensional), fungsional,
positif dan aktif, tidak bersifat sementara, bertujuan atau terarah,
dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jadi, karakteristik perubahan
hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli pada dasarnya tidak jauh
berbeda.
B. Saran
Seseorang
yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari aktivitasnya itu
telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman
baru, maka individu itu dapat dikatakan telah belajar. Oleh karena itu,
dengan makalah ini penulis mengharapkan supaya pembaca dapat membedakan
antara belajar dengan bukan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta. Raja Brapindo Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Edisi 2 Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Www.giatbelajar.wordpress.com.
sahabat baru saja membaca psiologi nah jangn lupa untuk
berkomentar bersama
Muhammad Tri
sahabat baru saja membaca psiologi nah jangn lupa untuk
berkomentar bersama
Muhammad Tri
Tags
berita kami