Motivator sakti- Berita ini saya kelola dalam rangka memperingati hari “Ulang tahun Aceh Blogger Community (ABC) yang ke 6” yang jatuh pada tanggal 1 November 2013 beberapa hari yang silam, untuk ABC selamat ulang tahun yang ke 6 semoga blogger-blogger Aceh kedepannya semakin berkualitas pastinya dan sekaligus juga mengajak kepada seluruh lapisan penjuru masyarakat Aceh “Yuuk kita menulis tentang Aceh”.^_^
Sumber:Motivator sakti |
Motivator sakti mengunjungi “Mesium Edukasi”, itu yang tertulis di samping kiri pintu gerbang masuk. Pungunjung yang memadati Mesium ini mencapai 1.000-1.500 setiap Minggu. Petugas mondar-mandir memberikan arahan kepada setiap pengunjung yang sedang berada dalam kawasan Kapal PLTD Apung itu.
Saat itu, tepat pukul 12.15 Wib The Globe Journal ke lokasi objek wisata yang banyak menyedot perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Betapa kaget saat petugas tidak memberikan izin masuk, pintu pagar juga hanya dibuka bisa melewati satu orang. Hingga menimbulkan beribu pertanyaan, “ada ini, kenapa ditutup”.
Lalu, akibat penasaran, wartawan theglobejournal menglihat kiri kanan di pintu gerbang PLTA Apung berada. Penasaran itu kemudian terjawab saat menglihat pada tembok pintu gerbang bertuliskan, “Welcome To Situs Tsunami Kapal PLTD Apung”, Waktu Berkunjung Senin s.d Minggu Pagi Pukul 09.00 – 12.00 Wib dan siang pukul 14.00-17.30 Wib, kecuali Jumat tutup pukul 11.00 Wib dan kembali dibuka setelah shalat jumat selesai. Rupanya ditutup karena waktu shalat zuhur, jadi saat waktu ibadah itu semua pengunjung diminta untuk meninggalkan lokasi wisata.
Legalah rasanya, semula sempat berpikir, apakah tidak dibolehkan lagi berkunjung ke objek wisata ini?.
Rasa penesaran kemudian semakin jelas setelah mendapatkan penjelasan dari petugas. Petugas mengatakan setiap waktu shalat lokasi wisata ditutup untuk sementara waktu untuk menunaikan shalat terlebih dahulu. Hal ini supaya pengunjung jangan lalai melihat situs sejarah kebesaran Tuhan tersebut dan jangan melupakan kewajibannya.
“Setiap waktu shalat kami harapkan pada pengunjung untuk keluar sebentar, karena lokasi wisata ditutup sementara”, jelas Gufran Alkausar pemandu wisata di PLTD Apung.
PLTD Apung ini awalnya berada di Pantai Ulee Lheue sebelum Aceh dilanda dahsyatnya gelombang Tsunami 2004 sebagai mesin Diesel pembangkit listrik untuk dipasok dalam wilayah Kota Banda Aceh. Kapal ini semula hanya sebagai alat pembangkit listrik diesel di Kota Banda Aceh saat itu sedang mengalami kekurangan pemasukan listrik, sehingga diperbantukan oleh PLTD Apung itu.
Kapal PLTA Apung itu berat lebih dari 2.600 ton dan terseret 5 Km dari laut akibat gelombang Ie Beuna (tsunami) 2004. Tidak bisa dibayangkan sedahsyat apa arus gelombang saat itu, benda seberat ini mampu terseret jauh dari bibir pantai.
Gelombang tsunami memang sangat dahsyat, menurut cerita dari beberapa orang yang selamat dari terjangan tsunami, gelombang tsunami tingginya setinggi batang kepala. Jadi wajar saja kalau PLTA Apung itu terdampar sejauh itu.
Kawasan tersebut juga terlihat seluruh bangunan rumah dan gedung rata disapu oleh bencana Tsunami yang paling dahsyat abad ini. Jutaan nyawa rakyat Aceh hanyut disapu oleh bencana yang diberikan oleh Tuhan kala itu. Jenazah bergelimpangan dimana-mana, tak tertutup kemungkinan dibawah badan Kapal PLTD Apung ini juga masih ada, namun tidak bisa diambil karena kapal yang sangat berat membutuhkan anggaran yang besar bila diangkat atau dipindahkan.
Sekarang, PLTD Apung menjadi salah satu saksi bisu dahsyatnya gelombang Tsunami yang melanda Aceh beberapa tahun silam di Punge Jurong. Dan, peninggalan ini sekarang menjadi objek wisata Edukasi pada generasi kedepan untuk mengenang bahwa di Aceh pernah mengalami bencana gempa 8,9 SR yang disusul tsunami menghancurkan infrastruktur.
“shalat itu jauh lebih penting, pengunjung jangan lalai dikawasan PLTD Apung saat waktu shalat sudah tiba, ini suatu kebesaran Tuhan yang dinampakkan kepada kita, oleh karenanya kami berharap kepada pengunjung untuk mengosongkan waktu sementara selama masa shalat”," kata Gufran.
Ini menjadi media Edukasi bagi seluruh gerasi penerus nantinya, Aceh pernah dilanda musibah yang menggegerkan dunia. Bahkan ini menjadi bencana dunia, lihat saja seluruh dunia berbondong-bondong datang ke Aceh untuk menolong dari musibah yang luar biasa disepanjang abad ini.
Darmansyah, Guru Pesantren Rauzatun Jannah dari Langsa dan juga selaku kepala rombongan ini menjadi pelajaran bagi santri untuk mengenang masa lalu, biar anak-anak bisa menglihat langsung kebesaran Allah, Kapal seberat ini tidak mustahil bagi Allah memindahkan sampai ke darat dalam sekejab mata. Jadi, ini menjadi media edukasi pada santri, inilah kebesaran dan kekuasaan Tuhan.
Terlihat memang, santri Pesantren Rauzatun Jannah itu sangat antusias mengelilingi situs yang sangat bersejarah ini. Tak ketinggalan juga mengabadikan momen saat berada di Kapal PLTD Apung itu. Menurut salah satu santri mengatakan,
“kami sangat senang bisa menglihat langsung PLTD Apung ini, dulunya kami hanya mendengar cerita saja, tetapi sekarang sudah kami lihat langsung”.
Dari pantauan The Globe Journal terlihat sudah tertata rapi. Dekorasi di dalam kawasan perkarangan kapal sudah ditata sedemikian rupa. Intinya terlihat indah dan rapi enak dipandang mata.
Demikian juga dalam pengelolaannya dimana seluruh petugas sangat ramah dalam melayani setiap pengunjung. Petugas terlihat tidak lelah-lelah memandu dan mengarahkan pengunjung bila terlihat ada yang kebingungan.
Saat itu juga pemandu senior Gufran menjelaskan bahwa ia siap untuk selalu memandu pengunjung bila dibutuhkan. Baik memandu untuk menjelaskan latar belakang situs sejarah ini, maupun lainnya yang tidak diketahui oleh para pengunjung.
“saya siap memandu setiap pengunjung yang membutuhkan”, pungkas Gufran
Hal ini kembali dibenarkan oleh Darmansyah, “pelayanan sudah sangat baik, mereka mengontrol pada seluruh pengunjung dan anak-anak sangat puas mengunjungi situs sejarah ini”.
Intinya, terlihat pancaran kepuasan dari setiap pengunjung setelah puas berkeliling kapal PLTD Apung tersebut. senyum cerita, saling berseda gurau sesama rekannya terlihat diantara para pengunjung. Sesekali terlihat para petugas memberikan senyum pada pengunjung dan sesekali terucap oleh petugas, “terima kasih bu” pada pengunjung yang berlalu dan pengunjung pun ikut memberikan senyum.
Sumber:Motivator sakti |
Darmansyah pengunjung PLTDA Apung mengatakan, “Saat ini sudah sangat bagus lokasinya dibandingkan 2011 sudah dibentuk sedemikian rupa, kalau dulu ala kadarnya, tapi sekarang sudah dihias dan ditata dengan rapi”.
Terus yang sangat penting adalah saat ini tidak ada lagi pungutan liar seperti tahun-tahun lalu. Bila saat ia datang beberapa tahun lalu ada pungutan-pungutan liar yang meresahkan para pengunjung. Sekarang sudah tidak ada lagi dan sudah sangat bagus pelayanannya dan anak-anak sangat puas mengunjungi situs sejarah ini.
“Terus sekarang sudah sangat teratur, tidak ada lagi pemungutan-pemungutan liar seperti tahun lalu dan penyelenggara juga sudah terkoordinir dengan baik. ”, jelasnya.
PLTD Apung ini sekarang dikelola langsung dibawah Menteri ESDM dan dibawah pengawasan Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Oleh karenanya menjadi wajar lokasinya sudah tertata rapi dan pengelolaannya sudah membaik. Meskipun demikian perlu adanya pembenahan-pembenahan demi meningkatkan kualitas pelayanan.
“Mesium dikelola langsung oleh Menteri ESDM di Jakarta dibawah pengawasan Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh”, jelas Gufran.
Kendati demikian Darmasnsyah meminta untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan untuk ditata lebih rapi dan indah lagi, supaya lebih banyak lagi datang para pengunjung baik lokal maupun luar.
Kapal memang terlihat seperti tidak terawat, cat kapal masih saja seperti masa di Pantai Ulee Lheue. Hal ini darmansyah sempat mengatakan, “kapal kenapa tidak di cat saja biar lebih indah”.
Namun, Gufran punya pendapat lain, sengaja tidak dicat supaya tampak aslinya. Karena yang dijual pada wisatawan lokal maupun maca negara adalah keasliannya kapal tersebut. bila di cat, maka akan hilang situs aslinya, makanya dibiarkan begitu saja.
|
“Dari dulunya memang sudah demikian pagar di atas kapal tersebut, bila kita rombak keaslian kapalnya akan berubah. Demikian juga tidak dicat ulang, supaya keasliannya tidak berubah, karena memang keaslian itu yang menjadi nilai jual untuk para wisata, bila dicat, akan berubah keasliannya.”.
mari kita saksikan bersama di layar komputer anda video seputaran masyarakat beragam daerah manapun senatiasa mengunjungi kapal apung..??